Dari Langit Menjadi Bulan


 Dari Langit Menjadi Bulan

“Seseorang yang ingin menjadi psikolog itu harus bisa pintar membangun orang lain menjadi lebih semangat” begitu kata dosen Tina. Tina begitu terkejut mendengar itu semua. Tina ingin menjadi seorang psikolong ! Tapi Tina tak pandai merangkai kata demi kata. Bagaimana dia bisa membangun seseorang sedangkan dia sendiri tak pandai berbicara? Sementara mulutnya  diam tak berkutik. Dan telinganya masih dibayangi kata-kata itu. Tina tak tahu impiannya  hanya langit yang tak dapat dia gapai atau bulan yang dapat ia raih. Yang pasti, dia  begitu takut dengan kenyataan . Tina begitu takut akan masa depannya. Dan dalam sekejap Tina kehilangan mentalnya sama sekali.
            “Kamu bisa sayang” begitu kata mama Tina menyemangatinya. Sementara Tina diam dan hanya bisa diam. Sudah 2 tahun dia terbiasa dengan diam  karena kecelakaan itu. Kadang aku sendiri takut akan 2 tahun yang lalu. Ketika Tina akan berangkat ke Jepang untuk meneruskan kuliahnya menjadi Psikolog handal. Ketika itupun aku juga sedang kuliah di UI jurusan Psikolog juga. Awalnya Tina meminta restu padaku dan mamanya. Namun ketika tengah perjalanan, mobilnya mengalami kekendoran rem. Dan peristiwa itu begitu terjadi sangat cepat. Sesampainya di Rumah Sakit, Tina dinyatakan tidak terluka sama sekali. Aku begitu senang. Namun dokter memvonisnya bisu. Sampai saat ini, dia masih bisu. Terkadang ketika Tina menulis di kertas dengan penanya “Apa aku masih bisa jadi psikolog Din?” aku hanya dapat meneteskan air mata dengan anggukan. Begitu juga dengan semua keluarganya. Keluarganya hanya dapat mensuportnya. Jujur saja, aku sendiri tak yakin Universitasnya dapat menerimanya kembali atau tidak. Padahal, Tina adalah mahasiswi yang cerdas.
            Dengan kerja keras, Tina selalu menyanyi-nyanyi di kamarnya dengan kebisuan dan teriakan. Kadang aku harus menghentikan teriakan kekesalannya. Tampaknya, dia masih terpukul dengan kejadian 2 tahun yang lalu yang sampai sekarang masih membawa dampak bagi dirinya. Dan selalu ketika aku menenangkannya, dia selalu menulis “ Kamu benar, aku harus bisa jadi psikolog” sementara aku tak sanggup melihat matanya. Dia lebih kuat dari pedang terkuat. Aku kagum dengannya.
            Ketika 1 tahun berjalan, Tina selalu berlatih penuh untuk dapat berbicara. Tetapi kata dokter, tidak ada kemajuan. Hampir-hampir semua usaha Tina menurutnya tidak ada hasil. Dia bahkan hamper putus asa . Dan ketika Tina mendengar pembicaraan dokter dengan mamanya, dia langsung memelukku sambil menangis. “Kamu bisa Tina ! Aku yakin!” kataku padanya. Memang support yang saat ini Tina butuhkan. Tina hanya membalas teriakan. Aku menangis. Setiap malam, aku selalu berdoa untuk nya. Semoga Allah memberikan kesembuhan untuknya.
            Dan ketika control kesekian kalinya, saat itu aku tidak ikut karena harus menyelesaikan skripsiku. Aku mendapat telefon dari mama Tina. Ketika ku angkat, ada suara di seberang sana “Dinaa .. Tina bisa jadi psikolog !” AKu begitu senang mendengarnya “Iya tante aku ke sana sekarang” kataku dan langsung melaju dengan mobilku. Di rumah Tina, aku melihatnya sedang tersenyum sambil menulis. Aku memanggilnya “Tinaa, selamat sahabatku sayang.. Meski dengan keadaanmu seperti ini, kamu bisa jadi Psikolog!” kataku bahagia. Tina hanya tersenyum. Ternyata dia belum bisa berbicara. “Kamu menulis apa?” tanyaku dan mendekati tulisannya. Rupanya, Tina mulai merangkai kata-kata untuk modal jadi psikolog. Aku tersenyum padanya.
               “Tina sayang .. Makan dulu Nak .. Mama sudah memasak special buat moment kebahagiaan Tina” panggil mama Tina dari lantai bawah. “Iyaaaa Mama sayang” TINA? Aku begitu kagt. “TINA?? Ulangi kata”mu !!!” kataku sangat terkejut. “Iya Dina, aku sudah dapat berbicara. Ini semua berkah dari Allah dan doamu pada-Nya.  Ini semua berkat usahaku, usahamu, dan usaha semua keluargaku.” Begitu kata Tina sambil memelukku. Aku bahagia dan memeluknya kembali. Kami berkata “ Alhamdulillah” bersama-sama. Kami BAHAGIA !! sangat BAHAGIA~

Ingat :: Sebuah usaha atau kerja keras yang sungguh-sungguh akan membawa ending yang adil dan bahagia sesuai usahanya~
J

0 comments:

Post a Comment