Cerpen lagi :)



Lelaki Misterius
Aku benar-benar tak mengerti dengan sosok lelaki  itu. Lelaki tinggi, sawo matang, dan mancung itu. Dia adalah teman satu sekolahku. Dia selalu saja menggangguku. Dia selalu mengusik hidupku dengan si doi. Dia menjadi orang ketiga yang kupikir telah mengganggu PDKTku dengan si doi. Aku benar-benar sebal dengannya. Setiap hari dia selalu sms aku dengan kata-kata yang menurut pandanganku nggak jelas  itu. Aku terganggu dan terusik olehnya. Sampai suatu saat, aku dan Dia ditakdirkan untuk satu bis saat Study Tour Surabaya-Bali SMPN 1 Gemolong diadakan. Ketika itu aku masih duduk di bangku kelas 8, tepatnya kelas 8F. Memang setiap tahun sekolahku selalu mengadakan study tour khusus untuk keas 8.  Aku benar-benar sebal dengannya. Aku tak menyangka kalau aku harus satu bus dengan si cowok itu. Aku hampir saja tidak mau mengikuti study tour itu.Tapi untung saja Fia, sahabatku selalu memohon kepadaku. Demi sahabat, tak apalah.
Siang hari sebelum study tour, seperti segelintir  orang normal jika mau bepergian ke mall dahulu. Aku bersama Ibuku pergi ke mall untuk membeli segala keperluanku untuk study tour nanti. Saat aku akan membeli jamper untukku besok, aku melihat sesosok lelaki yang tak asing lagi bagiku. Iya, seperti biasanya, aku selalu digaris takdirkan untuk selalu bertemu dengannya. Aku seball.
            “Arza, kamu ngapain di sini?” Tanya cowok itu dengan tampang sok manis.
Aku semakin ilfeel dengan cowok itu. Aku bahkan tak menyangka cowok itu ada juga di sini.
            “Bukan urusan kamu.” Kataku sinis dan langsung ngeloyor pergi.  Cowo itu masih saja melambaikan tangan kepadaku. Aku benar-benar ilfeel dengannya. Dia mungkin di mataku seperti orang yang sangat aneh.
Pagi harinya, aku bersiap-siap untuk berangkat. Shitt~ mobil Paman langsung meluncur mengantarkanku. Aku telah tiba di sekolah. Dengan beberapa pengarahan, akhirnya aku dan Ika memasuki bus kami. Yaps, aku dan Ika satu bangku. Aku dan Ika dengan tanpa sadar, mendapat bangku agak belakang. Awalnya aku menikmati perjalanan menuju Surabaya ini. Namun tiba-tiba, si cowok itu bersama semua teman-teman cowok mulai gaduh. Dan aku mulai mendengar suara cowok itu. Dan sialnya, aku dan Dia berdekatan bangkunya. Ahhh~ Aku semakin sebal. ~Tittt Suara nada dering sms HPkupun berbunyi. Ternyata dari si doi, sebut saja dia Kevin. Kubalas smsnya yang mungkin bagiku sangat berarti itu. Tapi tiba-tiba, Hpku di tarik oleh salah seorang anak cowok yang memang ku kenal usil. Lagi-lagi si cowok itu.
                “ Woi balikin HP gue kenapa? “ kataku dengan raut kusut tak karuan.
             “ Gue akan balikin HP loe kalo loe mau janji akan bales sms gue.” Kata si cowok itu.
             “ Dengan berat hati, oke deh gue akan bales sms loe. Tapi mana HP gue kembaliin.” Kataku tak sabar lagi. Cowok itu memberikan HPku padaku.
            “ Kenapa sih Za, kok ribut gitu? Pasti sama Gaga ya? Ciee lama-lama bisa suka hlo kamu Za sama dia.” Ika mulai menggodaku. Hatiku semakin panas.
            “ Aku tuh benci sama dia, mana mungkin aku suka sama Gaga.” Kataku sinis.
            “ Benci sama Cinta itu beda tipis hloh Za, haha” Ika tambah menggodaku.
`          “Ahh lupakan. Aku mau tidur dulu ya, byee..” kataku dengan sedikit modus.
            Hari telah esok. Saatnya aku dan kawan-kawan sarapan dan juga mandi plus sholat Subuh. Kami telah sampai di Rumah Makan Lumintu, Surabaya. Setelah semua selesai, aku kembali ke bis untuk mendengarkan sedikit music dan membalas sms Kevin dan yang pasti membuka Facebook. Selain sms Kevin ada lagi satu sms masuk di HPku. Dari Gaga. Iskk >< Aku malas membalasnya dan memasukkanhandphone gue di tas. Tapi tiba-tiba, srittt .. Dengan cepat Gaga menarik HPku dari belakang.
            “Gagaaaa!!! Apa-apaan ini ! Mana hape gue?”kataku sebal.
Tapi dia tak menjawab. Dia hanya berbalik arah dan memasukkan Handphoneku ke sakunya. Aku semakin sebal dan tak mengerti maksudnya. Aku tak bisa membayangkan bagaimana buruknya tidak ada HP itu. Ibukupun pasti tak bisa menghubungiku. Aku pun tak bisa menghubungi beliau. Dan Kevin, pasti dia akan marah-marah karena aku tak membalas messagenya. Dan yang paling parah, tanganku akan terasa sangat gatal tidak membuka Facebook ! GAAAAAAGAAAAAA !!!! Sampai akhirnya, aku meminta tolong pada Ika.
            “Gagaaa, tolong kembalikan Handphone Arza. Penting !!! Dia sekarang menangis tanpa HP itu.” Begitu bunyi message dari Ika untuk si Gaga. Oleh Gaga dibalas dengan enteng “Serahkan HPmu ke Arza sekarang!”
“Nih Za, pegang.” Kata Ika. Akupun memegang HP Ika. 5 menit kemudian, muncul 1 message. Dari Gaga ! Aku hanya diam dengan tangan bergetar. Terus terang saja aku takut dengan permainan Gaga.
            “Hai, sudah pegang HP Ika? Gimana rasanya nggak punya Handphone? Ini pelajaran ya buat kamu! Nih di Handphone ada banyak message. Dari Kevin 5, dari Ibumu 10, dari kakakmu 5, dari Yuliana 4, dari Edwa 9. Banyak kan? Mau tau isi pesannya? Kamu harus janji dulu ke aku.” Begitu bunyi message Gaga. Sejenak aku berfikir. Namun tetap saja aku masih bingung dengan maksud Gaga ini.  Cepat-cepat aku membalas messagenya “ Apa sih mau kamu?” belum ada 1 menit, dia sudah menjawab messageku
“Loe harus janji ke gue, gak boleh seenaknya pegang HP! Kamu tau bahayanya? Nggak boleh sedikit-sedikit buka Facebook, Twitter, atau jejaring social lain. Banyak sisi negatifnya daripada positifnya. Inget kejelekan nilaimu nggak gara-gara itu? Dan kamu mau kekecewaan orang tuamu dating lagi karena jejaring social?” sejenak aku berfikir. Iya, Gaga benar. Aku memang telah kecanduan segala hal jejaring social, terutama facebook. Dan penggunaanku yang salah terhadap facebook, membuat orang tuaku kecewa denganku. Gaga benar, Facebook memang penting, tapi bukan untuk yang nggak berguna kan? Kalaupun tidak ada Hp, aku masih bisa bernafas bukan? Masih lebih penting oksigen kan? Iya benar, Gaga benar. Tak kuduga sosok laki-laki itu bisa memperhatikan aku sedetail itu. Dia memang cowok baik-baik. Aku yang telah salah menilainya. Tak terasa air mata ini menetes. Dan ada yang mengusapnya. Gaga!
“Ga… Gaaa “ kataku pelan.
“Udah jangan nangis. Jangan disesali. Penyesalan tak akan mengubah nilaimu dan kekecewaan orang tuamu. Yang penting kan ke depannya. Oh iya, pasti kamu bingung kenapa aku harus susah-susah menasehatimu demi kebaikanmu? Arza, gue suka sama loe ! Jadi gue nggak bakal ngebiarin loe rusak. “ katanya dengan wajah yang benar-benar tulus.
“Gaagaaa… “ kataku tak kuasa menahan air mata. Kemudian Gaga memelukku dana aku menangis di atas pundaknya.
“Loe mau nggak jadi pacar gue ?” tanyanya sambil melepas pelukannya dan menggenggam tanganku.
“TErima terima terima” kata teman-temanku bersorak.
“Mmmm, Gue nggak bakal mau nolak orang yang sanagat berani bersusah-susah demi kebaikan hidup gue.” Kataku sambil tersenyum.
“Sekarang, aku dan kamu. . Bukan gue dan loe.” Kata Gaga sambil tersenyum. Akupun mengangguk setuju dengan sebuah senyuman termanis milikku dan hanaya untuk seorang yang pantas untuk ku cintai
J :* :D

0 comments:

Post a Comment